離開 後 留 下 的 東西

相信許多人是從2021年5月播出的Netflix韓國劇集 《Move to Heaven:我是遺物整理師》當中所得知「遺物整理師」這個行業,而這部劇集就是改編自2016年出版的這本書,作者原本是禮儀師後來自己開設公司成為了協助亡者家屬整理遺物的整理師,也因此有了這樣的職業頭銜。

原本以為作者擔任的遺物整理師只是單純整理遺物,事實上他們所承包的業務還包含清潔環境,那些因為死亡所遺留下來的痕跡不僅發出惡臭甚至難以清理,需要有很強大的心理素質才能從事這份職業,也正因為如此,這樣的行業並不為一般民眾所接受,因為被檢舉而搬家是家常便飯,連好好去餐廳吃一頓飯都難免會被投以異樣的眼光,但作者始終認為這份職業是很必要存在的。

本書收錄了29篇作者實際的工作案例,透過這份遺物整理師的工作進入到不同的家庭與生命歷程,感受到人生在世時最需要的其實是理解與溝通,若是有坦誠把自己內心真正的需求及想法告訴身邊的家人或是把難題好好解決處理的話,或許就不會徒留遺憾而需要透過遺物去了解亡者生前的處境及想法,可惜的是作者也在工作現場目睹了許多人情冷暖的場面,亡者的遺物甚至照片被要求全數丟掉或是家屬只在意有沒有找到地契、現金及珠寶等等,不免令作者感到唏噓不已。

囤積癖者內心的匱乏、酗酒者對人生的絕望之本質都是「孤獨」,是什麼樣的契機讓他們走到如此的境界?若是周遭的親友能多一份關心及理解,是否結局就會不一樣了呢?

作者曾經在節目中呼籲大家要給身邊的人30秒的關心,雖然看似微不足道,但很可能成為某個人繼續活下去的動力,原本已經孤苦無依想要放棄的生命在一瞬間被接住之後可能就此改變命運重燃生機。

生命的本質是苦痛也是歷練,一個人要如何把自己、上一代、下一代都照顧得完善無憂無慮確實很難,也正因為如此才更需要我們生出智慧長出堅強的翅膀,生命的逝去本是孤獨,但若連在世時都被遺忘才是真正令人感到悲傷的。

當我們都在練習要接納死亡這件事的同時,更積極的方式是學會熱愛生命及如何愛人與被愛,記憶不要只留在追不回的悵然中,而應該努力創造現有的記憶並深刻愛惜保護它。

離開 後 留 下 的 東西

  • Home
  • My Books
  • Browse ▾

    • Recommendations
    • Choice Awards
    • Genres
    • Giveaways
    • New Releases
    • Lists
    • Explore
    • News & Interviews

    • Art
    • Biography
    • Business
    • Children's
    • Christian
    • Classics
    • Comics
    • Cookbooks
    • Ebooks
    • Fantasy
    • Fiction
    • Graphic Novels
    • Historical Fiction
    • History
    • Horror
    • Memoir
    • Music
    • Mystery
    • Nonfiction
    • Poetry
    • Psychology
    • Romance
    • Science
    • Science Fiction
    • Self Help
    • Sports
    • Thriller
    • Travel
    • Young Adult
    • More Genres

Open Preview

See a Problem?

We’d love your help. Let us know what’s wrong with this preview of 離開後留下的東西:遺物整理師從逝者背影領悟到的生命意義 by Kim Sae-byoul.

Thanks for telling us about the problem.

Friend Reviews

To see what your friends thought of this book, please sign up.

Reader Q&A

Community Reviews

 ·  384 ratings  ·  107 reviews

離開 後 留 下 的 東西

Start your review of 離開後留下的東西:遺物整理師從逝者背影領悟到的生命意義 (Traditional Chinese Edition)

離開 後 留 下 的 東西

"Begitulah orangtua seperti kami. Berpikir bisa meninggal hari ini atau besok. Semoga meninggal dengan tenang. Jadi, aku pun memberi izin dan berkata tidak apa-apa. Aku tidak menyangka secepat ini dia akan meninggal ...."

Aku memfavoritkan buku ini! Sungguh! Dan ini baru pertama kali untuk sebuah karya nonfiksi. Betapa penting isi di dalam buku ini. Betapa bisa membuatku merenung dan memikirkan banyak hal dari membaca cerita-cerita di buku ini.

Pantikan awal untuk membaca buku ini sebenarnya cuma

"Begitulah orangtua seperti kami. Berpikir bisa meninggal hari ini atau besok. Semoga meninggal dengan tenang. Jadi, aku pun memberi izin dan berkata tidak apa-apa. Aku tidak menyangka secepat ini dia akan meninggal ...."

Aku memfavoritkan buku ini! Sungguh! Dan ini baru pertama kali untuk sebuah karya nonfiksi. Betapa penting isi di dalam buku ini. Betapa bisa membuatku merenung dan memikirkan banyak hal dari membaca cerita-cerita di buku ini.

Pantikan awal untuk membaca buku ini sebenarnya cuma karena drama Korea "Move to Heaven" yang terilhami dari buku ini. Aku sudah selesai menonton drama itu sekitar tahun lalu dan aku menyukainya. Ternyata drama dan bukunya amatlah berbeda. Namun, semakin banyak membaca cerita-cerita dalam buku ini, semakin aku tenggelam dalam refleksi akan kematian.

Berbeda dari bacaan lain, topik yang diangkat di buku ini adalah tentang kematian dari seorang pengurus barang-barang peninggalan orang yang sudah meninggal. Bentuknya berisi cerita opini dari sudut pandang si pengurus yang kini menjadi CEO social enterprise dengan bidang yang amat unik ini. Ada banyak kematian yang diangkat; masing-masing memiliki kisah dan pelajaran sendiri. Mengherankan. Betapa manusia memiliki jalan hidupnya sendiri-sendiri.

Saking banyaknya, selesai menutup buku ini, ada rasa "biasa saja" pada diriku saat mendengar atau membaca perihal kematian. Dan ini satu hal yang diperlukan olehku sekarang: pengingat bahwa yang hidup pasti akan mati dan bagaimana kita melihat kematian bukan lagi sebagai momok mengerikan. Kematian memang menakutkan, tapi buku ini seperti memberi pemahaman bahwa itu tidaklah mengerikan.

Ada setidaknya lima dari puluhan cerita mengesankan tentang kematian dari buku ini: (1) para orang tua yang sudah berada di masa senja mereka bersiap untuk meninggal dan meminta izin kepada orang di sekitar mereka, (2) cerita tentang para karyawan yang bekerja di perusahaan penulis serta stigma buruk dari orang di sekitar mereka, (3) refleksi tentang ajal dan cara kita mati, (4) penjabaran tentang harta yang tidak akan dibawa mati, dan (5) cerita tentang dua anjing peliharaan penulis dan bagaimana dia menemukan mereka.

Dari semua itu, ada bagian paling penting di bagian akhir buku berjudul "Tujuh Prinsip untuk Mengakhiri Hidup Kita dengan Indah (Menurut Pengurus Barang-Barang Peninggalan Orang yang Sudah Meninggal)". Bagian ini merupakan pesan dari penulis untuk pembaca (yang tentu saja masih hidup) agar bisa tentang kala menjemput ajal: salah satunya adalah dengan membuat banyak kenangan indah dengan orang terdekat.

Aku suka sekali semua-muanya dari buku ini. Bereavement literature, literature of grief, apa pun itu sebutannya, sepertinya akan masuk radar to-be-read-ku di masa mendatang.

"Buatlah banyak kenangan bersama orang-orang yang kita kasihi. Kenangan itu akan memberikan kehangatan saat ajal kelak menjemput kita."
...more

離開 後 留 下 的 東西

"Aku dan kamu, kita semua, adalah orang-orang yang berharga."

AKU JATUH CINTA DENGAN BUKU INI!!

Bergenre non-fiksi, self help, dan slice of life.

Entah mengapa, aku sangat suka segalanya tentang buku ini. Bagaimana penulis menggambarkan peristiwa begitu rinci. Terjemahannya juga benar-benar mengalir, tidak kaku sama sekali. Aku juga suka karena tiap bagiannya memiliki halaman yang sedikit.

Bagian yang paling kusuka adalah ketika sudah berhubungan dengan anak kecil, nenek, dan hewan peliharaan.

Untuk

"Aku dan kamu, kita semua, adalah orang-orang yang berharga."

AKU JATUH CINTA DENGAN BUKU INI!!

Bergenre non-fiksi, self help, dan slice of life.

Entah mengapa, aku sangat suka segalanya tentang buku ini. Bagaimana penulis menggambarkan peristiwa begitu rinci. Terjemahannya juga benar-benar mengalir, tidak kaku sama sekali. Aku juga suka karena tiap bagiannya memiliki halaman yang sedikit.

Bagian yang paling kusuka adalah ketika sudah berhubungan dengan anak kecil, nenek, dan hewan peliharaan.

Untuk membaca buku ini, astaga.. siapkanlah hatimu.

AJAIB! Sejauh membaca, hatiku seolah dipertaruhkan. Rasa kasihan, terharu, sedih saling berputar dan memeluk.

Membaca buku ini memberikanku banyak sekali pelajaran tentang kehidupan. Bagaimana kita perlu menghargai, memanfaatkan waktu sebaik mungkin, sayangi orang terdekat, serta jangan egois.

Ini akan jadi buku kesukaanku!!!

Mungkin cukup, sampai jumpa! 💛

...more

離開 後 留 下 的 東西

Review in Bahasa Indonesia

Salah satu KDrama favoriteku ada “Move To Heaven” dan ternyata drama itu terinspirasi dari buku ini

Ceritanya tentang seseorang yang bekerja sebagai pembersih tempat orang-orang yang meninggal.. ada yang meninggal karena dibunuh, bunuh diri dll dimana keluarga tidak bisa membersihkan sendiri atau yang bersangkutan tidak punya siapa-siapa dan lain sebagainya, suka banget dengan konsep drama dan ceritanya karena menurutku unik dan humanis dan bikin pembaca belajar banyak h

Review in Bahasa Indonesia

Salah satu KDrama favoriteku ada “Move To Heaven” dan ternyata drama itu terinspirasi dari buku ini

Ceritanya tentang seseorang yang bekerja sebagai pembersih tempat orang-orang yang meninggal.. ada yang meninggal karena dibunuh, bunuh diri dll dimana keluarga tidak bisa membersihkan sendiri atau yang bersangkutan tidak punya siapa-siapa dan lain sebagainya, suka banget dengan konsep drama dan ceritanya karena menurutku unik dan humanis dan bikin pembaca belajar banyak hal dalam kehidupan ini

Konsep bukunya seperti format biography dimana penulisnya menceritakan pengalaman-pengalamannya disetiap bab bersama dengan pesan-pesan yang banyak terselip diantaranya, pembaca diajak untuk semakin bersimpati dan berempati dengan orang lain dan bahkan lebih menghargai hidup ini dan orang-orang terdekat kita

Recommended!

...more

離開 後 留 下 的 東西

Dua pertanyaan purba manusia: dari mana kita berasal? dan ke mana kita akan pergi? Kita bisa berdamai dengan pertanyaan pertama meski tak pernah tahu kepastian jawabannya, tapi tidak dengan yang kedua. Kita selalu resah dan bertanya seperti apa kehidupan, jika bisa disebut demikian, setelah mati? Benarkah kita seperti lahir kembali? benarkah kita akan berkumpul lagi dengan keluarga kita yang telah mendahului?

Namun, ada pertanyaan ketiga yang bagi saya sama meresahkannya dengan yang kedua: apa ya

Dua pertanyaan purba manusia: dari mana kita berasal? dan ke mana kita akan pergi? Kita bisa berdamai dengan pertanyaan pertama meski tak pernah tahu kepastian jawabannya, tapi tidak dengan yang kedua. Kita selalu resah dan bertanya seperti apa kehidupan, jika bisa disebut demikian, setelah mati? Benarkah kita seperti lahir kembali? benarkah kita akan berkumpul lagi dengan keluarga kita yang telah mendahului?

Namun, ada pertanyaan ketiga yang bagi saya sama meresahkannya dengan yang kedua: apa yang terjadi dengan orang-orang terdekat saya ketika saya tiada? Bagaimana mereka mengenang saya? Orang yang baikkah? Orang yang bermanfaat bagi sesama semasa hidup atau bahkan yang melebihi masa hidupnya?

Tak seorang pun tak ingin dikenang. Hasrat untuk dikenang inilah yang melahirkan konsep warisan. Bagi orang yang berharta berwujud investasi, bagi orang intelektual berupa karya, bagi penguasa berupa kebijakan. Dan, bagi pecinta buku, seperti saya, tentu saja, buku yang banyak, berlemari-lemari.

Saya berpikir bahwa ketika saya mati kelak, saya meninggalkan banyak buku. Warisan yang saya pikir mulia meski saya tak bisa meninggalkan harta apa-apa. Pengetahuan tak lekang oleh waktu, tapi materi mempunyai masa kedaluwarsa. Buku-buku itu nantinya bukan hanya bagi keluarga saya, tapi juga akan berguna bagi orang lain, siapapun itu.

Setelah membaca buku ini, saya rasa rencana warisan buku-buku fisik yang saya koleksi untuk transfer pengetahuan ke generasi mendatang hanyalah omong kosong belaka.

Things Left Behind adalah catatan seorang CEO perusahaan jasa pengurusan barang orang-orang yang meninggal. Garis besarnya, barang-barang peninggalan itu, seberapa pentingnya bagi almarhum, merepotkan yang masih hidup. Pertama, bagi almarhum yang dicintai orang-orang terdekatnya, barang-barang peninggalannya adalah kenangan yang menjadi beban, yang membuat orang-orang teringat akan almarhum. Tak semua orang siap dengan kenyataan akan kehilangan. Kedua, bagi mereka yang kepergiannya tak dihiraukan, barang-barang peninggalannya juga beban dalam arti sebaliknya: tumpukan rongsokan yang harus dimusnahkan. Tentu saja, ini lebih merepotkan bagi yang masih hidup.

Buku ini membuat saya berpikir ulang. Sungguh naif bila saya ingin meninggalkan buku sebagai warisan. Bagaimana bila pengetahuan dalam buku yang saya koleksi tidak relevan lagi di masa mendatang? Bagaimana bila buku fisik nantinya memang sudah tak digemari lagi layaknya buku saku catatan yang telah diambil alih Google Keep? Bagaimana bila orang sudah tak perlu membaca lagi karena masing-masing individu telah ditanam cip pengetahuan yang dengan cepat mengakses apapun yang mereka inginkan? Dan yang terpenting, bagaimana bila orang yang saya tinggalkan tak memahami arti buku seperti yang saya pahami? Bukankah itu hanya menjadi beban semata? Kalaupun di Indonesia nantinya ada jasa pengurusan barang-barang orang yang meninggal, saya yakin tak serta-merta gratis. Bukankah itu beban tambahan?

Waktu dulu saya membaca Goodbye, Things: The New Japanese Minimalism Fumio Sasaki, ada tips bagaimana cara kita menjadi minimalis dengan membuang barang-barang peninggalan orang yang kita sayangi. Sasaki menyarankan untuk kita berpikir dari sudut orang yang sudah meninggal. Tak mungkin almarhum ingin membebani mereka yang masih hidup dengan merawat barang-barang favoritnya. Dengan berpikir demikian, akan lebih mudah bagi kita untuk membuang (atau menyumbangkan jika itu berguna) barang-barang yang bernilai kenangan.

Buku ini adalah penjabaran pemikiran Sasaki di atas. Kumpulan kisah-kisah dalam Things Left Behind tak seluruhnya melankolis, ada juga beberapa yang tragis. Beberapa membuat kita terinspirasi, dan sebagian lagi buat kita hindari. Bagi pemburu quotes, ini buku yang sangat saya rekomendasikan. Saya menghabiskan hampir separuh indeks Joyko hanya untuk buku ini.

Pada akhirnya saya berkesimpulan, kecuali yang bernilai secara finansial, sebaiknya kenangan yang ditinggalkan tak seharusnya berupa benda.

...more

離開 後 留 下 的 東西

BAGUS! didn't expect that i would love this book, but turns out i do!! Buku ini seharusnya bisa aku selesaikan dalam waktu yang lebih singkat (soalnya bener2 tertarik sama isinya) seandainya tugas kuliah ga numpuk menjelang libur lebaran.

Buku ini menurutku unik karena mengambil sudut pandang seseorang dengan pekerjaan yg menurutku masih asing. Aku gatau sih di Korea pekerjaan ini sudah umum dikenal/belum tapi kalo dari pemaparan penulis rasanya belum terlalu ya? Si penulis ini bekerja sebagai or

BAGUS! didn't expect that i would love this book, but turns out i do!! Buku ini seharusnya bisa aku selesaikan dalam waktu yang lebih singkat (soalnya bener2 tertarik sama isinya) seandainya tugas kuliah ga numpuk menjelang libur lebaran.

Buku ini menurutku unik karena mengambil sudut pandang seseorang dengan pekerjaan yg menurutku masih asing. Aku gatau sih di Korea pekerjaan ini sudah umum dikenal/belum tapi kalo dari pemaparan penulis rasanya belum terlalu ya? Si penulis ini bekerja sebagai orang yang membersihkan/merapikan barang-barang dari orang2 yang sudah meninggal. Penulis berhadapan dengan berbagai kisah kematian—dari yang hangat, menyedihkan sampai yang tragis. Kisah2 itulah yang dituangkan dalam buku ini.

Sambil meresapi kisah-kisah tsb, penulis juga merefleksikannya ke dirinya sendiri—selama ini dia ngapain aja sih? Seharusnya dia gimana ke depannya?. Pemikiran2 penulis ini juga dituangin disini. Bacanya asik banget menurutku karena mengalir aja gituloh ceritanya. Rasanya kyk lagi diceritain sama orang. Tiap esai(?) juga gaterlalu panjang jadinya buatku malah bikin penasaran si penulis bakalan cerita apalagi nih. Penjelasan penulis juga detail, entah mengenai pekerjaannya maupun mengenai deskripsi kondisi 'workplace'nya—yg berarti kalian harus siap dengan deskripsi darah dll yg tergambar dgn cukup jelas.

Isi ceritanya nano-nano. Ada yg heartwarming, ada yg bikin ga habis pikir kok orang bisa kyk gitu (tapi ya dari sini aku makin sadar kalo manusia tu seabu-abu itu), dan kebanyakan ya bikin sedih sih. Ternyata di Korea tu banyak juga ya yang mati kesepian. Ada juga yang hanya ditemani anjing peliharaannya (aaa ini sedih banget juga, banyak yg anjingnya tertinggal sendiri😭). Banyak juga membahas soal hubungan orangtua dan anak. Ada yang orangtuanya baikkkbgt saking baiknya gamau merepotkan anaknya gara2 udah sakit-sakitan, ada yg anaknya kurangajar, ada yg orangtuanya gatau diri, ya banyak deh namanya juga realita. Intinya banyak banget moral values yang bisa diambil dan direnungi dari buku ini. Banyak kutipan yg bagus juga tentunya.

Akhir kata (aduh knp resmi bgt bahasanya), aku merekomendasikan BANGET buku ini! Buat kalian yang ga biasa baca nonfiksi juga cocok kok kalo mau coba baca! Bukunya ringan dan mengalir. Cerita2nya menarik dan banyak yang berkesan (ya bagiku ada bbrp yg flat aja but mostly ada2 aja kesannya). Jadi... tentu saja kalian harus baca! Personally, i really like this book!! 4.8/5⭐️

...more

離開 後 留 下 的 東西

Kumpulan essai dari pengalaman Kim Sae-byoul yang berkerja membersihkan barang-barang peninggalan orang yang sudah meninggal. Beliau berhadapan dengan banyak kisah kematian, mati karena bunuh diri, dibunuh, bahkan mati dalam kesepian, yang pada akhirnya mendatangkan perenungan dan pelajaran hidup.

Tidak kusangka, aku akan secinta ini dengan semua yang ada di dalamnya. Tulisannya begitu menyentuh, semua kisah dihadirkan dengan utuh, termasuk realitas kehidupan di Korea dan stigma masyarakat terha

Kumpulan essai dari pengalaman Kim Sae-byoul yang berkerja membersihkan barang-barang peninggalan orang yang sudah meninggal. Beliau berhadapan dengan banyak kisah kematian, mati karena bunuh diri, dibunuh, bahkan mati dalam kesepian, yang pada akhirnya mendatangkan perenungan dan pelajaran hidup.

Tidak kusangka, aku akan secinta ini dengan semua yang ada di dalamnya. Tulisannya begitu menyentuh, semua kisah dihadirkan dengan utuh, termasuk realitas kehidupan di Korea dan stigma masyarakat terhadap profesi Trauma Cleaner. Deskripsi mengenai kotoran-kotoran serta bau yang ada, juga ikut membuatku mual dan salut, hebat banget! Aku juga jadi tahu, ternyata membersihkan "bekas" jenazah dan aromanya tidaklah semudah itu, butuh peralatan dan bahan-bahan khusus.

Bicara soal kematian, tentu saja akan banyak berkaitan dengan orang tua dan cintanya yang sangat besar pada anaknya, bagaimana mereka berusaha tinggal berjauhan menahan rindu, menyembunyikan penyakitnya, menyimpan uang di tempat tersembunyi, yang semuanya dilakukan demi anaknya, demi tidak menyusahkan anaknya. Bahkan banyak juga dari mereka yang harus meninggal dalam kesepian.

Setiap kematian menghadirkan cerita dan hikmahnya masing-masing. Tragis dan manis. Aku bener-bener dibuat mewek. Kehilangan juga tidak hanya dirasakan manusia saja, bahkan hewan peliharaan pun bisa ikut terluka. Seperti anjing di dalam salah satu kisah, yang matanya hampir meledak karena terlalu banyak menggonggong, saat majikannya tidak bergerak lagi.

Penutup buku ini juga sangat bijaksana, penulis menghadirkan tujuh prinsip untuk mengakhiri hidup dengan indah. Salah satunya, merapikan barang-barang pribadi kita dengan tertib ♡

...more

離開 後 留 下 的 東西

Buku yang bisa membuatmu seperti terlahir kembali menjadi orang yang baru dan menjalani hidup yang lebih baik lagi. Saking hangatnya buku ini memberiku efek seperti itu. Bahkan aku sempet berhenti dulu untuk merenung dan berkontemplasi. Aku benar-benar dibikin mabuk. Banyaknya pelukan hangat dan kupu-kupu yang terbang di hati terjadi saat bersamaan.

Sebelum aku membeli buku ini, aku menonton "Move to heaven" di netflix dan aku sangat suka! Film yang penuh bombay, kita menitikan air mata karena s

Buku yang bisa membuatmu seperti terlahir kembali menjadi orang yang baru dan menjalani hidup yang lebih baik lagi. Saking hangatnya buku ini memberiku efek seperti itu. Bahkan aku sempet berhenti dulu untuk merenung dan berkontemplasi. Aku benar-benar dibikin mabuk. Banyaknya pelukan hangat dan kupu-kupu yang terbang di hati terjadi saat bersamaan.

Sebelum aku membeli buku ini, aku menonton "Move to heaven" di netflix dan aku sangat suka! Film yang penuh bombay, kita menitikan air mata karena sedih iba, bahagia lega dan juga karena terharu. Walapun begitu buku dan filmnya sama-sama bisa ku nikmati dengan baik.

Buku ini quotable banget, aku anotating banyak banget!

-----

dalam kesempatan mengisi acara Ceramah 100°C dari KBS untuk memperkenalkan pekerjaan kami, kami menyerukan supaya memberi perhatian pada orang-orang sekitar “30 detik” saja dalam sehari.
(hal. 192)

Semua itu ada sangkut-pautnya dengan apa yang ingin kusampaikan melalui buku ini. Lewat buku ini aku ingin memperkenalkan pekerjaan ini kepada banyak orang dan melawan prasangka terhadapnya. Aku berharap kita memeriksa sekali lagi, jangan-jangan kita melupakan sesuatu yang paling berharga bagi kita. Pada zaman ketika kita semakin tidak peduli dengan orang-orang sekitar kita dan keinginan pribadi kita semakin kuat, aku mau berbagi apa yang sudah kusadari dan belajar dari pengalaman kerjaku.

Perhatian kecil kita bisa menjadi harapan bagi seseorang untuk kembali mendapat semangat hidup. Itu bisa menjadi tah penyelamat yang bisa mendorong orang yang tadinya mau menyerah akan hidupnya untuk memulai hidup baru Aku berharap sesudah membaca buku ini, pikiran orang-orang tentang kematian bisa berubah dan mereka bisa menyadarkan orang lain.

Ada hal yang sama dalam kematian yang kutemui selama ini ltu adalah kesulitan keuangan, putus hubungan dengan keluarga dan teman-teman, serta foto anak-anak yang ditemukan dalam barang-barang peninggalan almarhum. Mereka merindukan keluarga sampai akhir hidup mereka. Mungkin yang dibutuhkan bagi mereka lebih daripada bantuan keuangs an atau penghiburan adalah sepatah kata yang dengan hangat menanyakan kabar mereka, “Apa kegiatanmu hari ini? Sudah Makan belum?”
(Hal. 193)

Salam singkat kita yang menanyakan kabar, atau sepatah kata hangat dari kita, bisa membuat orang-orang yang berharga bagi kita tidak memilih kematian, tetapi memilih hidup. Yang tersisa bagi kita hanyalah satu hal, yaitu kita mengasihi seseorang dengan segenap hati dan dikasihi oleh seseorang.
(Hal. 194)

...more

離開 後 留 下 的 東西

... Bagi kami pekerjaan ini bukanlah pekerjaan yang menyebalkan atau membuat tidak nyaman. Tetapi, kami harus mengerjakannya diam-diam dan tidak disambut hangat oleh siapa pun. Itulah ironisnya pekerjaan ini.
.
.
.
❤ Things Left Behind merupakan salah satu buku nonfiksi terjemahan dengan format esai yang menampilkan realita kehidupan beberapa orang lewat sudut pandang penulis dgn pekerjaannya sebagai jasa pembersih khusus untuk membereskan barang-barang peninggalan orang yang telah wafat. Pertama ka
... Bagi kami pekerjaan ini bukanlah pekerjaan yang menyebalkan atau membuat tidak nyaman. Tetapi, kami harus mengerjakannya diam-diam dan tidak disambut hangat oleh siapa pun. Itulah ironisnya pekerjaan ini.
.
.
.
❤ Things Left Behind merupakan salah satu buku nonfiksi terjemahan dengan format esai yang menampilkan realita kehidupan beberapa orang lewat sudut pandang penulis dgn pekerjaannya sebagai jasa pembersih khusus untuk membereskan barang-barang peninggalan orang yang telah wafat. Pertama kalinya saya berpikir mendapatkan sebuah bacaan dari negeri ginseng yang tergolong unik yang memberikan gambaran tentang bagaimana masih banyak beberapa peristiwa kematian justru menyedihkan dan tidak diketahui yang terjadi di negara tersebut. Mungkin bagi beberapa pembaca,rasanya cukup menyedihkan dan seperti cerita fiksi apalagi jika kita tinggal di daerah yg masih berpegang pada budaya tolong menolong. Namun demikian,pesan mengenai kematian juga kehidupan yang amat berharga begitu saya rasakan terutama di beberapa halaman terakhir buku ini. Bawangnya benar benar nampol.

❤ Buku yang terdiri dari empat bagian utama,yang mana banyak kisah dibalik kematian seseorang, diceritakan oleh penulisnya. Beberapa diantaranya adalah seseorang yg mengakhiri hidup agar tidak merepotkan orang lain, kematian orangtua tanpa keberadaan keluarga, juga ada kematian yg baru diketahui setelah beberapa minggu. Dan paling ironis ketika kematian orang tua justru dipergunakan anaknya untuk membawa pergi jutaan Won yg disimpan almarhum.

❤ Alasan lainnya saya menyukai buku ini karena penulis juga membahas tentang stigma yg melekat pada orang-orang yg bekerja sebagai jasa pembersih sisa barang peninggalan mereka yg telah wafat

❤ Buku ini membuka pandangan saya tentang dedikasi dlm pekerjaan,tentang kehidupan yg berharga dan kematian yg secara tersirat memberikan banyak nasihat bijak tuk kita yg masih hidup sampai hari ini. Kalian harus baca buku ini!❤

...more

離開 後 留 下 的 東西

Things Left Behind merupakan buku yang ditulis oleh Kim Sae Byoul, seseorang yang bekerja membersihkan barang-barang orang yang sudah meninggal yang disebut juga dengan trauma cleaner. Kalau kalian pernah menonton drama korea Move to Heaven pasti kalian sudah familiar dengan pekerjaan "bersih-bersih" itu. Cerita dari drama korea Move to Heaven sendiri diangkat dari buku ini.

Setiap bab dalam buku ini memuat kisah-kisah yang "ditemui" Kim Sae Byoul dan rekan-rekan kerjanya saat membersihkan barang

Things Left Behind merupakan buku yang ditulis oleh Kim Sae Byoul, seseorang yang bekerja membersihkan barang-barang orang yang sudah meninggal yang disebut juga dengan trauma cleaner. Kalau kalian pernah menonton drama korea Move to Heaven pasti kalian sudah familiar dengan pekerjaan "bersih-bersih" itu. Cerita dari drama korea Move to Heaven sendiri diangkat dari buku ini.

Setiap bab dalam buku ini memuat kisah-kisah yang "ditemui" Kim Sae Byoul dan rekan-rekan kerjanya saat membersihkan barang orang-orang yang meninggal. Ada 4 bagian besar dalam buku ini, bagian pertama berjudul Seandainya Mereka Lebih Mengasihi; bagian dua berjudul Seperti Apa Pun Hidup Kita, Kita Berharga; bagian tiga berjudul Harapan yang Muncul di Titik Terendah; dan bagian empat berjudul Yang Tersisa dalam Hidup Pada Akhirnya. Meski dibagi menjadi 4 bagian besar kurasa setiap bab yang ditulis dalam cerita ini memiliki benang merah yang membuatku melihat kehidupan dari sudut pandang yang berbeda secara lebih dalam.

Kisah-kisah yang memberi kesan mendalam untukku adalah kisah-kisah kematian dalam kesendirian. Kim Sae Byoul juga banyak bercerita tentang orang-orang yang hidup dalam kesepian sebelum akhirnya mereka meninggal dalam kesepian juga. Beberapa di antara mereka berusaha untuk melampiaskan rasa sepi mereka kepada barang-barang. Dari cerita-cerita itu aku jadi sering melihat barang-barangku yang semakin lama semakin banyak dan mulai berpikir, "apakah barang-barang itu adalah hasil pelampiasan dari rasa sepi yang tidak ku sadari?"

Kalian bisa membaca review lengkapku di sini

...more

離開 後 留 下 的 東西

Baca buku ini karena katanya buku ini adalah yang menjadi inspirasi dari serial netflix "Move to Heaven". Aku nonton serialnya, bagus banget, menyentuh, haru. Akhirnya setelah Gramedia menerjemahkan Things Left Behind, langsung masuk wishlist bacaan.
Dari review-review yang aku baca, kebanyakan bilang kalau bukunya bagus, sebagus serialnya. Setelah membacanya sendiri, dan benar. Emang bagus, ada beberapa bab yang bikin nangis haru, sedih, marah, sampai gak nyangka.
Awalnya aku kira tuh novel gitu,
Baca buku ini karena katanya buku ini adalah yang menjadi inspirasi dari serial netflix "Move to Heaven". Aku nonton serialnya, bagus banget, menyentuh, haru. Akhirnya setelah Gramedia menerjemahkan Things Left Behind, langsung masuk wishlist bacaan.
Dari review-review yang aku baca, kebanyakan bilang kalau bukunya bagus, sebagus serialnya. Setelah membacanya sendiri, dan benar. Emang bagus, ada beberapa bab yang bikin nangis haru, sedih, marah, sampai gak nyangka.
Awalnya aku kira tuh novel gitu, ternyata kayak semacam esai dari seorang yang bekerja mengurus barang-barang orang meninggal. Buku ini dibagi menjadi 4 bab, dan setiap babnya terdapat beberapa cerita yang berbeda gitu. Walaupun ini kayak esai, tapi gak kerasa esainya. Penuturan dari penulis yang bagus bikin pembaca mudah memahami. Terdapat beberapa istilah-istilah korea yang tidak bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, seperti gochujang, gamjang, gositel, dll. Tapi dibawah buku terdapat footnote untuk menjelaskan istilah-istilah tersebut.
Cerita-cerita yang dimuat juga punya feelnya sendiri-sendiri. Setiap bab ada pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca, Dan sebagai pembaca, aku bisa nangkep apa yang ingin penulis sampaikan lewat buku ini.
Terakhir, membaca buku ini buatku menyadari bahwa kematian pasti akan datang. Untuk itu, persiapkan cara kematian dengan baik. Yaitu dengan berbuat baik kepada orang-orang dan selalu ingat kepada Tuhan.
...more

離開 後 留 下 的 東西

Sebuah memoar yang penuh dengan perenungan. Sebuah pekerjaan yang tidak biasa di masyarakat. Sebuah pelajaran hidup yang bisa diambil oleh semua kalangan. Membaca buku ini awalnya sebuah karya fiksi. Ternyata malah non fiksi yang menarik banget. Dikemas dengan bahasa yang lugas dan apa adanya, ceritanya malah semakin menarik ketika berkisah tentang detail-detail kematian para jenazah yang ada dalam buku ini. Penulis adalah seorang pengurus jasa membersihkan barang-barang peninggalan orang yang m Sebuah memoar yang penuh dengan perenungan. Sebuah pekerjaan yang tidak biasa di masyarakat. Sebuah pelajaran hidup yang bisa diambil oleh semua kalangan. Membaca buku ini awalnya sebuah karya fiksi. Ternyata malah non fiksi yang menarik banget. Dikemas dengan bahasa yang lugas dan apa adanya, ceritanya malah semakin menarik ketika berkisah tentang detail-detail kematian para jenazah yang ada dalam buku ini. Penulis adalah seorang pengurus jasa membersihkan barang-barang peninggalan orang yang meninggal dunia. Menemukam berbagai macam cara orang menjemput ajal membuat penulis menemukan berbagai pelajaran hidup. Dan bukankah memang seperti itu layaknya kematian? Meninggalkan sesuatu bagi yang masih hidup?
Baca buku ini memang harus siap mental, detail-detail bermacam cara orang meninggal ditulis dengan gamblang dan apa adanya. Ada yang penuh dengan kejahatan, ada yang biasa saja. Yang paling sering terjadi adalah di Korea Selatan, banyak sekali kasus kematian di mana sang jenazah menjemput kematian dalam kesepian. Baik bunuh diri atau mati secara alami dan sakit.
Sebuah buku memoar yang menarik dan lebih jauh, berharga. Saya baca versi digitalnya dan sudah berencana beli fisiknya.
...more

離開 後 留 下 的 東西

Such a great book.

Review to come.

離開 後 留 下 的 東西

worth my other five stars tbh... my first self-improvement and i love this so much! this book literally screams "live on and mean it to others" so what're you waiting for? live, love and laugh with your loved ones 🤓 ok, read this yall worth my other five stars tbh... my first self-improvement and i love this so much! this book literally screams "live on and mean it to others" so what're you waiting for? live, love and laugh with your loved ones 🤓 ok, read this yall ...more

離開 後 留 下 的 東西

Banyak hal yang bisa dipelajari dari buku ini. Salah satu buku yang wajib dibaca sekali dalam seumur hidup sih👍🏻

“Salam singkat kita yang menanyakan kabar, atau sepatah kata hangat dari kita, bisa membuat orang-orang yang berharga bagi kita tidak memilih kematian, tetapi memilih hidup. Yang tersisa bagi kita hanyalah satu hal, yaitu kita mengasihi seseorang dengan segenap hati dan dikasihi oleh seseorang.” 🥹🥹

離開 後 留 下 的 東西

Sebaik-baik pengingat adalah kematian.

離開 後 留 下 的 東西

“Things Left Behind” - Kim Sae Byoul & Jeon Ae Won

Menganggap bunuh diri sebagai cara mengakhiri penderitaan karena tekanan ekonomi, persoalan cinta, masih kadang didengar dari sebagian kasus di Indonesia. Tetapi mengakhiri hidup karena kesepian, tidak mau merepotkan orang lain (tetangga, keluarga), bahkan terlalu merindukan ibu yang telah meninggal, terdengar tidak biasa. Itulah sebagian kisah yang diangkat dalam buku.

Ditulis oleh praktisi usaha pembersihan tempat jenazah di Korea Selatan, pemba

“Things Left Behind” - Kim Sae Byoul & Jeon Ae Won

Menganggap bunuh diri sebagai cara mengakhiri penderitaan karena tekanan ekonomi, persoalan cinta, masih kadang didengar dari sebagian kasus di Indonesia. Tetapi mengakhiri hidup karena kesepian, tidak mau merepotkan orang lain (tetangga, keluarga), bahkan terlalu merindukan ibu yang telah meninggal, terdengar tidak biasa. Itulah sebagian kisah yang diangkat dalam buku.

Ditulis oleh praktisi usaha pembersihan tempat jenazah di Korea Selatan, pembaca di luar Korsel jadi melihat sisi lain negara yang biasanya hanya menawarkan keindahan dan romantisme dari wisata dan drama-dramanya.

Di sini akan diangkat realitas masyarakat yang hampir selalu tinggal di kotak-kotak apartemen, hidup sendiri tanpa keluarga, individualisme tinggi, ketidakpedulian, tekanan sosial yang mengambil alih kewarasan, hingga perasaan sepi lalu putus asa yang menggiring pada keputusan untuk : mati lebih baik dari pada hidup.

Namun, bukan untuk mengeksploitasi kegetiran itu tujuan utama penulisan buku ini. Selain memberikan penjelasan tentang profesi tidak biasa, dan tidak bisa dilakukan sembarang orang karena membutuhkan keahlian khusus, penulis justru dengan apik menyajikan cerita-cerita ini untuk memberikan pemahaman yang lebih tentang hidup. Kata-kata yang dituliskan sederhana, tetapi membuat pembacanya seolah menyediakan ruang khusus untuk menyimpan pesan.

Akhirnya ini menjadi sebuah buku yang tampaknya akan cocok selalu ada di rak koleksi. Ia bisa dibuka kapan saja. Bisa dibaca pesan-pesan baiknya. Bisa dicatat dan dijadikan pengingat. Bahwa yang masih hidup justru harus belajar banyak dari yang telah berpulang lebih dulu. Bahwa jika seseorang bahkan berani mencoba memotong urat nadi, sesungguhnya ia lebih berani untuk menjalani hidup.

Yang belum pernah nonton serial drama Korea “Move To Heaven”, boleh dicoba nonton sebelum atau sesudah membaca buku ini.

...more

離開 後 留 下 的 東西

•read•
4.3/5⭐

⚠️CONTENT WARNINGS: DEATH, SUICIDE, MURDERER⚠️

Trauma cleaning.
Apa kalian tau tentang pekerjaan satu ini?
Jujur, aku baru tau klo pekerjaan ini 'exist' setelah nonton Move to Heaven.

Things Left Behind ditulis oleh Kim Sae Byoul & Jeon Ae Won, yang bekerja sebagai pengurus barang-barang peninggalan orang yang sudah meninggal. Buku ini memiliki konsep seperti format biografi dimana penulis menceritakan tentang pekerjaannya dan pengalaman yang ia dapat.

Fun fact, aku baru tau klo buku ini

•read•
4.3/5⭐

⚠️CONTENT WARNINGS: DEATH, SUICIDE, MURDERER⚠️

Trauma cleaning.
Apa kalian tau tentang pekerjaan satu ini?
Jujur, aku baru tau klo pekerjaan ini 'exist' setelah nonton Move to Heaven.

Things Left Behind ditulis oleh Kim Sae Byoul & Jeon Ae Won, yang bekerja sebagai pengurus barang-barang peninggalan orang yang sudah meninggal. Buku ini memiliki konsep seperti format biografi dimana penulis menceritakan tentang pekerjaannya dan pengalaman yang ia dapat.

Fun fact, aku baru tau klo buku ini tuh buku non-fiksi!😅 Aku kira buku fiksi yang berangkat dari kisah nyata. Ternyata, ini kumpulan esai yang menceritakan beragam kisah nyata dibalik kematian, duka, dan kenangannya yang dikemas secara epic!

Buku ini begitu humanis dengan menampilkan realitas kehidupan, serta beragamnya kasus kematian. Ada yang putus asa dan mengakhiri hidupnya sendiri, ada yang merenggang nyawa dalam kesendirian agar tidak merepotkan orang lain, kematian lansia tanpa kehadiran keluarganya, kematian yang baru diketahui setelah berminggu-minggu, juga kasus pembunuhan tragis.

Baca buku ini tuh rasanya campur aduk banget! Sedih, marah, ngeri, terharu, dan beberapa cerita bahkan mampu membuatku berkaca-kaca.🥺😢

I recommend this book to anyone! Things Left Behind merupakan kisah yang mengharukan, namun sarat akan pelajaran hidup. Buku ini membuka mataku akan betapa berharganya kehidupan, kasih sayang, dan harapan. Pembaca pun diajak memahami kehidupan seseorang melalui benda-benda yang mereka tinggalkan, berempati dengan orang lain, serta lebih menghargai kehidupan.

Buat kalian yang gak biasa baca buku non-fiksi, buku ini cocok untuk kalian! Aku suka dengan ceritanya yang menarik dan gak terlalu berat. Gaya penulisannya pun mengalir, detail, dan gak kaku.

Apa kisah dari buku ini yang paling ngena buat kamu? Share dong!

•••

#tiareadsbooks #tiawritesreviews

...more

離開 後 留 下 的 東西

Buku ini tuh seperti mengandung bawang.... Ngebikin orang jadi berurai air mata. Awalnya saya pikir ini buku fiksi. Ga tau kenapa bisa berasumsi seperti itu, mungkin karena buku ini berhubungan sama drakor Move To Heaven. Pas dibaca, eh ... Ternyata isinya essai tentang pengalaman nyata orang yang pekerjaannya ngeberesin barang-barang yang ditinggalkan orang yang sudah meninggal.

Dari apa yang dia alami selama bekerja, dia juga merefleksikan banyak hal yang berhubungan dengan hidup dan kematian.

Buku ini tuh seperti mengandung bawang.... Ngebikin orang jadi berurai air mata. Awalnya saya pikir ini buku fiksi. Ga tau kenapa bisa berasumsi seperti itu, mungkin karena buku ini berhubungan sama drakor Move To Heaven. Pas dibaca, eh ... Ternyata isinya essai tentang pengalaman nyata orang yang pekerjaannya ngeberesin barang-barang yang ditinggalkan orang yang sudah meninggal.

Dari apa yang dia alami selama bekerja, dia juga merefleksikan banyak hal yang berhubungan dengan hidup dan kematian. Tentang pentingnya untuk terus bersemangat dan ga mudah putus asa, tentang hubungan keluarga dan hal-hal sepele tapi bermakna. Saya udah pernah baca beberapa buku 'hugging essay' dari penulis korea, dan buat saya buku ini yang paling 'menyentuh' isinya.

Note dari saya: sedia tisyu pas lagi baca buku ini.

...more

離開 後 留 下 的 東西

Its amazing how the things that someone left behind after they died could speak a thousand words. This book is an emotional rollercoaster. It feels so painful to read the stories about the people who died alone, whether they were trying to hide their feelings from theie parents, or didn't want to burden their family members, or just because they don't have anyone. And it makes me really angry when sometimes the family members just showed up to grab whatever the deceased had left behind that is s Its amazing how the things that someone left behind after they died could speak a thousand words. This book is an emotional rollercoaster. It feels so painful to read the stories about the people who died alone, whether they were trying to hide their feelings from theie parents, or didn't want to burden their family members, or just because they don't have anyone. And it makes me really angry when sometimes the family members just showed up to grab whatever the deceased had left behind that is still valuable.

This book became a gentle reminder for me to be more considerate with others and to pay more attention to those around me.

...more

離開 後 留 下 的 東西

This review has been hidden because it contains spoilers. To view it, click here. “Aku dan kamu, kita semua, adalah orang-orang yang berharga. Ada yang bersyukur karena kita masih hidup. Namun terkadang kita tidak mengetahui hal itu.”

Buku ini bisa jadi pengingat buat kita menjalani hidup sebaik-baiknya dan peduli kepada orang lain, khususnya orang-orang terdekat. Banyak pelajaran yang bisa diambil dan juga memberikan berbagai perspektif tentang kematian. Terjemahannya enak dibaca dan penulisannya terasa tulus, bagus banget 🥺🥺

Karena nggak nonton drakor "Move to Heaven", aku

“Aku dan kamu, kita semua, adalah orang-orang yang berharga. Ada yang bersyukur karena kita masih hidup. Namun terkadang kita tidak mengetahui hal itu.”

Buku ini bisa jadi pengingat buat kita menjalani hidup sebaik-baiknya dan peduli kepada orang lain, khususnya orang-orang terdekat. Banyak pelajaran yang bisa diambil dan juga memberikan berbagai perspektif tentang kematian. Terjemahannya enak dibaca dan penulisannya terasa tulus, bagus banget 🥺🥺

Karena nggak nonton drakor "Move to Heaven", aku baru tahu kalau ada penyedia jasa untuk mengurus barang peninggalan orang yang sudah meninggal. Beragam kisah yang disajikan bikin perasaan campur aduk juga. Pembahasan tiap judulnya yang langsung ke inti dan nggak berbelit bikin buku ini cocok dibaca sekali duduk. Beberapa kejadian bikin aku tertegun dan bikin mikir tentang pentingnya komunikasi.

Aku bersyukur masih ada keluarga dan teman-teman yang peduli. Walaupun merantau, komunikasi tetap lancar sama keluarga, walaupun beda kampus sama teman-teman juga tetap sering komunikasi. Tapi kadang sedih karena mungkin beberapa kesibukan bikin kita nggak selalu tau apa yang dialamin setiap hari, kita sama-sama baik-baik aja atau nggak.

...more

離開 後 留 下 的 東西

Berharap akan lebih banyak buku yang pembahasannya kurang lebih seperti ini 🥺

離開 後 留 下 的 東西

Pelajaran hidup bisa didapat dari mana saja, salah satunya buku ini. Jujur lebih suka bukunya daripada dramanya meskipun semuanya bagus. Bukunya lebih kompleks, mendalam dan tulus

離開 後 留 下 的 東西

Trigger Warning // Suicide case, mention of death.

Things Left Behind ini tak akan ragu untuk kuberi bintang lima. Karena buku ini hampir menjawab seluruh pertanyaanku selama ini. Penulis yang bekerja sebagai jasa bersih-bersih barang orang yang sudah tiada berbagi kisah dari berbagai kasus yang ia hadapi—baik yang meninggal secara wajar dan tidak wajar.

Buku ini mengubah pandangan pada mereka yang lebih dulu tiada, membuatku tersadar bahwa kehidupanku berharga jika aku banyak-banyak bersyukur, ju

Trigger Warning // Suicide case, mention of death.

Things Left Behind ini tak akan ragu untuk kuberi bintang lima. Karena buku ini hampir menjawab seluruh pertanyaanku selama ini. Penulis yang bekerja sebagai jasa bersih-bersih barang orang yang sudah tiada berbagi kisah dari berbagai kasus yang ia hadapi—baik yang meninggal secara wajar dan tidak wajar.

Buku ini mengubah pandangan pada mereka yang lebih dulu tiada, membuatku tersadar bahwa kehidupanku berharga jika aku banyak-banyak bersyukur, juga membuatku berusaha untuk lebih menyayangi dan peduli pada orang-orang di sekitarku. Dari buku ini juga aku sadar kalau aku bukanlah satu-satunya yang memiliki masalah.

Aku sarankan untuk membaca buku ini dalam keadaan yang sedang baik, agar pesan yang terdapat di dalam buku bisa diterima dengan baik pula.

...more

離開 後 留 下 的 東西

Jujur aja, aku bari tahu ada profesi semacam ini setelah nonton drama Move to Heaven. Drama itu terinspirasi dari kumpulan esai ini, dan karena itu juga aku membaca buku ini.

Esai-esai yg ditulis di sini berisi pengalaman penulis dalam menjalani profesinya, ya 11:12 dengan Han Geu-ru yg menganggap setiap benda peninggalan punya cerita, penulis juga demikian. Bedanya, yg diceritakan di sini lebih realistis (tentu saja) karena penulis tidak sampai segigih Han Geu-ru dalam mengorek pesan yg benar-be

Jujur aja, aku bari tahu ada profesi semacam ini setelah nonton drama Move to Heaven. Drama itu terinspirasi dari kumpulan esai ini, dan karena itu juga aku membaca buku ini.

Esai-esai yg ditulis di sini berisi pengalaman penulis dalam menjalani profesinya, ya 11:12 dengan Han Geu-ru yg menganggap setiap benda peninggalan punya cerita, penulis juga demikian. Bedanya, yg diceritakan di sini lebih realistis (tentu saja) karena penulis tidak sampai segigih Han Geu-ru dalam mengorek pesan yg benar-benar ingin disampaikan oleh mendiang.

Esai-esai dalam buku ini selain menyentuh, juga memberi sudut pandang lain tentang kematian, dan juga stigma masyarakat terhadap profesi ini. Kematian adalah suatu hal yang pasti akan dialami semua orang, tapi juga dianggap tabu. Orang-orang yang menjalankan profesi membersihkan barang-barang orang yang meninggal itu jasanya banyak diperlukan, tapi juga dipandang remeh, aneh, dan dijauhi oleh orang-orang. Sungguh sebuah ironi.

Buku ini enak kalau dibaca perlahan, sambil diresapi dan dihayati pesannya.

...more

離開 後 留 下 的 東西

Things Left Behind | Kim Sae Byoul & Jeon Ae Won | Gramedia Pustaka Utama | xx+199 hlm | 2021

"Hidup adalah berkat dan mukjizat. Keberadaan kita adalah peristiwa yang paling istimewa sejak alam semesta ini diciptakan. Kita lahir ke dunia ini berarti kita telah dipilih oleh Yang Mahakuasa." (hal.122)

Apa yang kalian pikirkan tentang kematian? Sebuah kepergian? Akhir perjalanan di dunia? atau malah awal dari perjalanan yg lain? Setelah membaca buku Things Left Behind, aku sadar bahwa kematian ternya

Things Left Behind | Kim Sae Byoul & Jeon Ae Won | Gramedia Pustaka Utama | xx+199 hlm | 2021

"Hidup adalah berkat dan mukjizat. Keberadaan kita adalah peristiwa yang paling istimewa sejak alam semesta ini diciptakan. Kita lahir ke dunia ini berarti kita telah dipilih oleh Yang Mahakuasa." (hal.122)

Apa yang kalian pikirkan tentang kematian? Sebuah kepergian? Akhir perjalanan di dunia? atau malah awal dari perjalanan yg lain? Setelah membaca buku Things Left Behind, aku sadar bahwa kematian ternyata bisa memberikan makna kehidupan bagi mereka yang masih bertahan. Kematian sekarang menjadi awal bagiku untuk selalu bersyukur dan berusaha menjalani hidup dengan baik.

Pertama kali aku tahu bahwa ada pekerjaan mengurusi barang orang yang sudah meninggal, aku langsung tertegun. Kagum dengan dedikasi mereka di pekerjaan yang terbilang baru ini. Aku langsung paham mengapa pekerjaan ini ada. Tidak semua orang kuat melihat barang peninggalan keluarganya yang sudah meninggal. Tidak semua orang mendapat kematian yang damai dan didampingi orang-orang terkasihnya. Intinya, tidak semua orang baik-baik saja dengan kepergian seseorang yang lain, karena itu mereka perlu orang-orang seperti Pak Kim untuk membantu mereka.

Buku ini menuangkan buah pikiran Pak Kim selama beliau bekerja sebagai pengurus barang orang yang sudah meninggal. Dari pekerjaan inilah beliau banyak sekali mengambil pelajaran hidup. Kematian-kematian yang ditemui Pak Kim sangat beragam. Ada yang meninggal karena bun*h diri, dibun*h, sakit, tetapi ada juga yang meninggal dengan damai. Semua kematian yang terjadi memberikan hikmah tersendiri.

Salah satu kasus kematian yang menarik perhatianku adalah anak-anak muda yang bunuh diri karena merasa lelah berproses menuju mimpinya. Mereka merasa jalan yang mereka tempuh terlampau jauh, berat, dan tidak mungkin sampai pada mimpinya. Akhirnya, mereka menganggap hidup yang mereka jalani adalah sia-sia belaka. Sungguh, ini prasangka yang mengerikan. Mereka luput merenungkan usaha-usaha mereka dalam bertahan hidup. Padahal apa yang mereka kerjakan untuk bertahan hidup saja adalah sesuatu yang sudah sangat istimewa dan patut disyukuri.

Sebenarnya ada banyak kasus kematian lainnya yang tak kalah menguras air mata. Mereka yang memilih kematian karena merasa kesepian. Rasa sepi yang mencekik karena rindu pada keluarganya dan tidak ingin menjadi beban. Mereka yang dipaksa menghadapi kematian karena dibun*h oleh orang terdekatnya.Rasa tertekan, sakit hati, dan ingin balas dendam menjadi penyebabnya. Meski begitu, ada juga yang menghadapi kematian dengan damai. Si pemilik hidup berusaha menjalani hari-hari dengan baik sebelum akhirnya pergi untuk selamanya.

Pak Kim berhasil memberikan makna dengan baik pada setiap kisah yang ditemuinya selama bekerja. Beliau mampu menjelaskan dengan bahasa yang sederhana dan menyentuh. Sudut pandang Pak Kim dalam mengisahkan setiap kematian sukses membuatku tersedu dan memikirkan ulang bagaimana selama ini aku menjalani hidup.
Walaupun sebenarnya ada beberapa kisah yang menurutku menarik tapi sayangnya tidak mendapat penjelasan lebih lanjut dari Pak Kim. Tentu saja aku bisa paham kalau tidak semua kisah bisa dijelaskan secara mendalam. Pak Kim hanya sebagai pengamat, beliau orang luar yang tidak sepenuhnya mengetahui perjalanan hidup almarhum.

Untuk kalian semua yang sedang berjuang bertahan hidup, coba istirahat sejenak dengan baca buku ini. Resapi setiap kisah di dalamnya kemudian renungkan kembali bagaimana kalian menjalani kehidupan. Kisah-kisah yang dituangkan Pak Kim akan membuka pemikiran kalian dan membuat kalian sadar betapa banyaknya hal-hal yang layak untuk disyukuri. Terima kasih sudah bertahan sampai detik ini, kita semua hebat.

...more

離開 後 留 下 的 東西

saya dan pasangan, suka sekali merenung. kalau lagi di taman, kami suka memikirkan hal-hal yang jauh sekali dari pekerjaan, uang dan pencapaian. peristiwa kematian merubah pandangan kami berdua terhadap dunia. Tapi sepertinya hanya saya yang terjebak,

Things Left Behind adalah sebuah kumpulan essai yang menceritakan kegiatan penulis sebagai pemilik sekaligus pekerja yang bertugas membersihkan barang-barang yang ditinggalkan orang-orang yang telah meninggal dunia. ada banyak cerita menyentuh yang

saya dan pasangan, suka sekali merenung. kalau lagi di taman, kami suka memikirkan hal-hal yang jauh sekali dari pekerjaan, uang dan pencapaian. peristiwa kematian merubah pandangan kami berdua terhadap dunia. Tapi sepertinya hanya saya yang terjebak,

Things Left Behind adalah sebuah kumpulan essai yang menceritakan kegiatan penulis sebagai pemilik sekaligus pekerja yang bertugas membersihkan barang-barang yang ditinggalkan orang-orang yang telah meninggal dunia. ada banyak cerita menyentuh yang hadir dibalik kepergian mereka.

sebagian besar kisah kepergian orang-orang yang dibantu oleh penulis adalah kepergian dalam kesepian, mereka ditemukan di rumah setelah berbulan-bulan, sendirian tanpa ada yang mengkhawatirkan atau mencari kabar mereka.

setiap cerita menghadirkan rasa yang berbeda-beda, kita juga di ajak untuk berkontemplasi bersama dengan penulis. setiap kepergian meninggalkan pelajaran berharga bagi yang hidup.

ada 1 judul yang menyentuh jauh kedalam hati saya, judulnya "Hidup yang Dijalani Sambil Memikirkan Dia Sesudah Kepergiannya", diawali dengan cerita seorang pria paruh baya yang ditemukan dirumahnya, didekat kepalanya ditemukan surat wasiat dan uang. ternyata mendiang pergi karena memiliki masalah finansial dan kekecewaan terhadap orang lain tapi mendiang sudah memaafkan orang tersebut.

tapi disamping itu ada cerita seorang nenek yang hidup dengan bersahaja. setiap hari semasa hidupnya mendiang mencari kertas bekas, menyalin alkitab, pergi ke welfare center dan belajar origami. rumahnya rapi dan bersih. mendiang pergi ke rumah sakit ketika penyakitnya kambuh dan meninggal disana, yang lebih mengharukan lagi, sebelum pergi beliau berpesan kepada beberapa tetangganya untuk mengambil barang-barang elektronik yang masih bisa digunakan jikalau ia tidak kembali lagi ke rumah.

saya sampai menangis membaca cerita ini, saya malu karena belum bisa menghargai hari-hari yang diberikan kepada saya, saya masih suka melihat kebelakang, sampai lupa melihat kedepan. padahal saya gak tau kedepannya seperti apa, tapi saya malah menjalani hari dengan tidak semangat, beranggapan besok selalu ada.

...more

離開 後 留 下 的 東西

🧣 Things left behind 🧤
Hal-hal yang kita pelajari dari mereka yang telah tiada
✍ Kim Sae Byoul dan Jeon Ae Won
📚 199 halaman
🔖 @bukugpu

Pengingat akan kematian itu bisa berbentuk apa saja.

Itu yang kutangkap saat membaca judul buku ini. Di bagian prolog saja, aku sudah menandai halaman itu dengan penanda. Aku bukan tipe yang suka memberi anotasi, tetapi buku ini adalah salah satu buku dengan banyak penanda yang kutempelkan.

Buku tentang pemberi jasa merapihkan barang orang yang meninggal ini, seolah m

🧣 Things left behind 🧤
Hal-hal yang kita pelajari dari mereka yang telah tiada
✍ Kim Sae Byoul dan Jeon Ae Won
📚 199 halaman
🔖 @bukugpu

Pengingat akan kematian itu bisa berbentuk apa saja.

Itu yang kutangkap saat membaca judul buku ini. Di bagian prolog saja, aku sudah menandai halaman itu dengan penanda. Aku bukan tipe yang suka memberi anotasi, tetapi buku ini adalah salah satu buku dengan banyak penanda yang kutempelkan.

Buku tentang pemberi jasa merapihkan barang orang yang meninggal ini, seolah mengingatkan kita untuk menyiapkan dengan baik kematian kita. Mereka yang bekerja di perusahaan pembersih barang-barang orang meninggal itu selalu bisa membaca bagaimana keadaan sang almarhum dari barang-barang atau ruangan yang ditinggalkan. Pengalaman mereka membuat mereka berpikir bijak tentang hidup, kematian, kebersamaan dengan keluarga, kasih sayang, komunikasi, dan semangat hidup.

🗨 Aku mengingat sebuah kutipan di buku ini yang mengatakan:
"Jika seseorang memiliki keberanian sebesar itu untuk mengakhiri hidup, seharusnya mereka bisa menggunakan energi itu untuk bertahan hidup."

Memang benar, kita tidak berhak menghakimi seseorang yang bahkan telah meninggal karena bunuh diri, atau keluarga yang meninggalkan anggota keluarganya hingga meninggal seorang diri. Tetapi, kita berkewajiban untuk selalu mengingatkan (dengan cara yang baik) mereka yang masih hidup tentang berharganya kehidupan yang telah dianugerahkan kepada kita, dengan membangun kebersamaan, kepekaan, empati, dan kasih sayang—bukan caci maki atau nasehat menggurui.

⭐ Kalau dari 1-5, aku akan memberikan buku ini nilai 4.5!

Saking larutnya aku dalam buku ini, aku sampai tak bisa berhenti membaca. Ingin terus membuka halaman demi halaman. Aku harus menahan diri agar tidak ikut terlalu merasa kelam dengan cerita-cerita di buku ini. Kadang aku sampai sesak, karena ikut membayangkan bagaimana jika aku berada di posisi itu.🥺

Beberapa cuplikan kusertakan pada microblog ini. Dan, psssst, penulis menyertakan 7 prinsip mengakhiri hidup dengan indah. Semoga bermanfaat!

...more

離開 後 留 下 的 東西

Sebelumnya saya sudah lebih dulu menonton versi Kdrama dari buku ini, yaitu Move to Heaven. Salah satu Kdrama favorit saya sehingga akhirnya saya memutuskan untuk harus membaca versi bukunya.

Things Left Behind merupakan esai nonfiksi tentang orang-orang yang bekerja sebagai trauma cleaner. Sebuah profesi yang sangat asing bagi masyarakat Indonesia. Buku ini terbagi atas 4 bab, yang setiap bab-nya mempunyai beberapa cerita-cerita tentang pengalaman si penulis buku yang merupakan seorang trauma c

Sebelumnya saya sudah lebih dulu menonton versi Kdrama dari buku ini, yaitu Move to Heaven. Salah satu Kdrama favorit saya sehingga akhirnya saya memutuskan untuk harus membaca versi bukunya.

Things Left Behind merupakan esai nonfiksi tentang orang-orang yang bekerja sebagai trauma cleaner. Sebuah profesi yang sangat asing bagi masyarakat Indonesia. Buku ini terbagi atas 4 bab, yang setiap bab-nya mempunyai beberapa cerita-cerita tentang pengalaman si penulis buku yang merupakan seorang trauma cleaner. Banyak yang bisa dipetik, baik itu tentang kematian, kehidupan, orang tua, kesepian, dan masih banyak lagi.

Buku ini menunjukan bagaimana tragisnya manusia yang hidup dalam kesepian. Ada yang kesepian karena diasingkan oleh keluarga sendiri, ada yang sengaja mengasingkan diri sendiri karena tidak ingin merepotkan orang lain, dan lain-lain. Sebenarnya mungkin banyak orang Indonesia yang tidak relate dengan cerita yang ada dalam buku ini, mengingat sikap orang Indonesia yang tidak seindependen orang Korea. Namun cerita ini kembali mengingatkan saya pada masa awal pandemi Covid 19. Saya tinggal sendiri di kos, dengan dihantui berita-berita menyeramkan tentang Covid-19, juga dalam keadaan tidak begitu bersahabat dengan tetangga kos, jarang memberikan kabar ke orang terdekat agar mereka tidak khawatir, padahal sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Jika pada saat itu sesuatu terjadi pada saya, mungkin nasib saya akan sama dengan orang-orang yang ada dalam cerita ini. Tetapi syukurlah tidak.

Banyak kutipan yang menarik dari buku ini, setiap cerita yang dihadirkan juga mengajak saya untuk berefleksi tentang kehidupan saya, tentang hubungan saya dengan orang tua atau teman dekat dan sebagainya. Secara keseluruhan buku ini sangat menarik untuk disimak.

“Kematian seorang diri dalam kesepian tanpa ada yang mendampingi bukan menunjukan bahwa dia mati dalam kesepian, melainkan menunjukan bahwa dia hidup dalam kesepian”

...more

離開 後 留 下 的 東西

Waktu beli buku ini aku beneran nggak tau kalau buku ini adalah inspirasi dari k-drama favorite aku, yakni Move to Heaven. Awalnya aku takut kalau-kalau isi bukunya sama persis seperti di dramanya. Ternyata beda banget, dan aku lebih nyaman baca bukunya ketimbang dramanya.
Mungkin bagi yang tidak terlalu kenal dengan sistem pemerintahan yang ada dikorea, bakalan bingung. Terlebih lagi sistem sewa rumah di sana beda banget sama di indonesia.

Buku ini menggunakan pov dari penggurus barang dari ora

Waktu beli buku ini aku beneran nggak tau kalau buku ini adalah inspirasi dari k-drama favorite aku, yakni Move to Heaven. Awalnya aku takut kalau-kalau isi bukunya sama persis seperti di dramanya. Ternyata beda banget, dan aku lebih nyaman baca bukunya ketimbang dramanya.
Mungkin bagi yang tidak terlalu kenal dengan sistem pemerintahan yang ada dikorea, bakalan bingung. Terlebih lagi sistem sewa rumah di sana beda banget sama di indonesia.

Buku ini menggunakan pov dari penggurus barang dari orang-orang yang sudah meninggal tsb. Di buku ini lebih banyak yang dibahas daripada dramanya. Banyak pesan moral dari setiap kisah yang ada didalamnya.
Tapi satu yang pasti aku jadi makin tau kalau masyarakat disana benar-benar secuek itu dengan kehidupan per-tetangg-an ini. Tidak seperti di Indonesia, mostly dari kisah di dalam buku ini banyak yang diceritakan meninggal tanpa ada sosok disampingnya yang menemani. Terlebih lagi mereka yang tinggal seorang diri, nggak bakalan ada yang nyadar orang tsb sudah meninggal kalau tetangganya nggak melaporkan ke polisi ada bau tidak sedap dan biasanya baru diketahui setelah beberapa minggu setelah orang tsb meninggal. Masyarakat disana ketika ada bau tidak sedap mereka lebih memilih untuk menutup jendela dan menambah pengharum ruangan.
Paling menyedihkan adalah ketika ada orang tua yang meninggal tapi anak dan cucunya tidak tau kalau orang tuanya telah meninggal di dalam kamar di rumah yang mereka tempati bersama karena mereka terlalu sibuk. Sungguh miris.

Diatas hanya sepenggal cerita mereka yang memang meninggal dimakan oleh usia, ada juga mereka yang memilih untuk mengakhiri didupnya karena satu dan lain hal alasan. Ini lebih miris lagi.

Banyak hal yang aku pelajari dari buku ini.
Terlebih kalimat ini :

“Salam singkat kita yang menanyakan kabar, atau sepatah kata hangat dari kita, bisa membuat orang-orang yang berharga bagi kita tidak memilih kematian, tetapi memilih hidup. Yang tersisa bagi kita hanyalah satu hal, yaitu kita mengasihi seseorang dengan segenap hati dan dikasihi oleh seseorang”

Penting banget menurutku untuk membuat banyak kenangan dengan orang2 disekitar kita, walaupun sekedar saling sapa. Setidaknya ada senyum yang diingat oleh mereka ketika kita menyapa yang berujung pilihan mereka untuk tidak mengakiri hidupnya.

...more

離開 後 留 下 的 東西

banyak yang berkelibat di kepala ketika membaca buku ini. beberapa di antaranya adalah pertanyaan tentang hidup--apakah aku sudah cukup hidup dan bagaimana caranya hidup dengan siap menyambut kematian?

buku ini menceritakan penulis yang bekerja membersihkan ruangan seseorang yang telah meninggal, ada yang punya perpisahan baik, dan lebih banyak tidak. sebelumnya aku sudah menonton move to heaven, salah satu serial favoritku sepanjang masa hingga sudah familiar membaca ini, terutama buku inilah y

banyak yang berkelibat di kepala ketika membaca buku ini. beberapa di antaranya adalah pertanyaan tentang hidup--apakah aku sudah cukup hidup dan bagaimana caranya hidup dengan siap menyambut kematian?

buku ini menceritakan penulis yang bekerja membersihkan ruangan seseorang yang telah meninggal, ada yang punya perpisahan baik, dan lebih banyak tidak. sebelumnya aku sudah menonton move to heaven, salah satu serial favoritku sepanjang masa hingga sudah familiar membaca ini, terutama buku inilah yang menginspirasi move to heaven. kisah-kisah yang tertulis di sini beragam, dari yang akan membuat kita sedih, terharu, marah, sampai menyesal. tapi satu hal kesamaannya adalah, kematian menjadi kesempatan untuk kisah mereka didengar, jika bukan pada dunia setidaknya pada orang-orang yang bekerja sebagai pengurus kematian. beranjak dari kematian itulah, perjalanan hidup mereka diketahui, apa kesulitan dan apa impian semasa hidup mereka. dan inilah yang juga disampaikan penulis bahwa we need to live our life to the fullest supaya di tahap terakhir kehadiran nyawa, kita bisa memberi salam perpisahan pada hidup dengan lebih lega tanpa penyesalan.

di samping itu, buku ini juga memberi gambaran besarnya stigma terhadap kematian dari masyarakat hingga pekerjaan penulis buku ini sering dipandang buruk, kesepian yang dialami orang-orang tanpa keluarga, dan mereka-mereka yang meninggal sendirian.

...more

離開 後 留 下 的 東西

New year, new you! Or perhaps the same you, but a 2.0 version? The start of a new year is known for resolutions, which, as we all know,...

Welcome back. Just a moment while we sign you in to your Goodreads account.

離開 後 留 下 的 東西